[FF] [FREELANCE] You Don’t Know Love (Oneshoot)

Author : Seulie
Main Cast : Park Chan Yeol (EXO), Shin Ri Rin (OC)
Genre : Sad romance
Length : Ficlet (1.080 words)
Rating : PG13
Disclaimer : This is my ff, my imagination. Please don’t claim as yours!

Author’s Note : Annyeong^^ Baru pertama kali post ff disini..Ini adalah Song-fic pertamaku dan menggunakan cast Chan Yeol oppa. FF ini juga sudah terposting di blog pribadiku : sweetsparkyu23.wordpress.com
Terinsipirasi dari lagunya K.Will-You Don’t Know Love, pada tahu kan lagunya? Oke..yuk langsung baca aja^^

Happy Reading!!!

wp-1

-xXx-

Mei, 2014

Dibawah dedaunan kering terjatuh, tersimpan makna yang kuat. Memoriku bersama gadis yang kucintai, namun..tidak sejalan. Aku hanya bisa menghela napas. Mengingat memori pahit dalam hidupku. Dedaunan kering yang terjatuh dengan pasrahnya ke bumi. Tanpa penyesalan. Tanpa kebimbangan. Aku tidak seperti mereka.

Berjalan dan berjalan…melangkahkan kakiku tanpa tujuan, tanpa arah. Tiba-tiba, aku melihat sepasang flat shoes didepanku. Aku mendongakkan kepalaku.

“Park Chan Yeol..”

Gadis didepanku memanggil namaku. Apa aku bermimpi? Gadis yang kupikirkan beberapa detik yang lalu kini berada didepan mataku? Aku menatapnya datar. Rasa sedih,senang,kesal bercampur menjadi satu. Hatiku mulai goyah, tapi aku yakin ini yang terbaik.

“Tinggalkan aku sendiri.”
Aku melanjutkan langkahku namun tanganku dicegat olehnya.

“Oppa kumohon..maafkan aku. Kembalilah padaku. Geumanhae (jangan lakukan lagi). Aku mencintaimu.”
Kalimat itu terucap dari bibirnya. Kalimat itu seakan menohokku. Sudah dua tahun lamanya aku memendam memori itu, namun..tanpa kuinginkan ia kembali lagi kepermukaan.“Shin Ri Rin..berhentilah.”

“Kenapa kau menyuruhku untuk berhenti?”
“Ini hanya akan menyakitimu.”
Aku menatapnya lirih. Tatapannya masih sama seperti dua tahun yang lalu. Kebimbangan dan keegoisan.
“Kau berubah, Oppa.”

Dahiku mengkerut. Kalimat itu kembali terucap dari bibirnya. Seakan membuka lembaran-lembaran kertas berwarna coklat yang rapuh. Kusam dan kuno. Memori itu terjadi lagi.
“Berubah? Apakah aku melakukannya?”

Byeonhaetdaneun mal yeongwhoni eopdan ne mal
(Kamu berkata bahwa aku berubah)

Sarangi sigeotda gegugeon aniya
(Bahwa aku tidak mengerti apa yang kukatakan)

Pigeonhae geurae ttak onelman chamajullae wae neoman saenggakhhae
(Bahwa cintaku mendingin tapi sebenarnya bukan itu)

Gakkeum amu maldo anhaedo geunyang isseojullae, geuge georeohke eoryeon geoni?
(Aku hanya lelah, akankah kau membiarkanku pergi untuk hari ini?)

xXx-

2012

Hari ini, hari pertama musim semi. Hari dimana para pasangan saling berbagi kebahagiaan dan kemesraan dengan dunia. Memberi cahaya terang bagi seseorang yang hampa. Dunia memang indah, namun kenapa manusia membuatnya seakan buruk?
Disana, terdapat pasangan yang sedang duduk menikmati dunia yang indah. Musim semi penuh kehangatan dan cinta. Akankah mereka?

“Kenapa oppa? Kenapa kau melakukan ini padaku?” Gadis berambut panjang tergerai itu bertanya lirih dengan hati yang buram. Dia tidak tahu perasaannya sendiri.
“Berhenti bertanya ‘kenapa?’. Tidakkah kau menyadari kesalahanmu? Sudah lama aku menahannya namun aku tak bisa.” Pria itu menjawab dengan kepastian. Terukir jelas dari raut wajahnya. Ia menatap gadis didepannya dengan lirih. Antara iba dan kesedihan. Ia tak dapat mendeskripsikannya.

“Berhenti bertingkah kekanak-kanakkan. Kau selalu bersikap egois. Aku mempunyai keluarga. Aku mempunyai waktu untukmu dan keluargaku. Aku berbagi kebersamaan denganmu dan keluargaku. Aku selalu mengalah. Aku mendengarkanmu. Menuruti permintaanmu. Meluangkan waktu untukmu. Tapi..kenapa kau hanya memikirkan dirimu sendiri?”

Pria itu menatap manik mata si Gadis dengan intens. Berusaha mengungkapnya melalui bahasa tubuh. Namun…tidak seperti yang diharapkan. Gadisnya sama sekali tidak
memahaminya.

“Lalu apa yang harus kulakukan sekarang?” tanyanya tanpa menatap pria didepannya. Gadis itu menundukkan kepalanya. Berusaha menyembunyikan kesedihan yang menderanya.
“Ayo berpisah. Akhiri semuanya disini.”

Mendengar itu, hati Ri Rin seakan hancur. Remuk tak berbentuk. Siang hari yang cerah namun seperti badai yang mengerikan. Ia mendongakkan kepalanya dengan air mata yang sudah tak terbendung lagi.
“Apa? Jebal, geumanhae oppa..Geumanhae..” Ri Rin menarik-narik lengan Chan Yeol sedikit keras membuat Chan Yeol merasa risih.Air mata terus mengalir dari kedua sudut matanya. Chan Yeol menggenggam pergelangan tangan Ri Rin. Menatap kedua bola mata coklat itu dengan perasaan campur aduk.

“Shin Ri Rin.. apa kau tidak menyadarinya? Apa kau tidak bisa membedakan antara ego dan cinta?” Chan Yeol melontarkan kalimat itu dengan perasaan pasti. Sekarang ia baru menyadari. Menyadari bahwa menjalin kasih dengan Ri Rin bukanlah apa yang dirasakan oleh hati yang utuh. Sebagian dari hati itu menghilang. Hilang dan berubah menjadi ego. Keinginan besar untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Ri Rin terdiam. Ia tak bergeming dari tempatnya. Mencoba mencerna kalimat demi kalimat yang baru saja ditangkap oleh indera pendengarannya. Angin musim semi mulai menerpa wajahnya. Membelai wajahnya lembut seolah mencoba untuk menghiburnya.

“Kau tidak tahu cinta. Kau hanya tahu dirimu sendiri. Haruskah aku memberitahumu?” Hening~ Ri Rin tidak menjawab. Hanya suara tangisannya-lah yang menjadi musik latar mereka. Chan Yeol menghela napasnya kemudian melepas sebuah benda berbentuk lingkaran dijari manisnya. Menariknya perlahan hingga benda lingkaran itu terlepas. Sebuah cincin pasangan hadiah musim panas setahun yang lalu. Chan Yeol membuka tangan sebelah kiri Ri Rind an meletakkan cincin itu tepat diatas telapak tangannya. Ri Rin menatap Chan Yeol dengan mata berlinang.

“Chan Yeol oppa…”

“Sekarang..kita mulai jalani kehidupan kita masing-masing. Percuma jika kita terus menjalani hubungan ini. Aku tidak ingin melihatmu terluka bersamaku. Membuatmu merasa resah
karena tak cukup memiliki banyak waktu untuk bersamaku. Carilah pria lain yang benar-benar kau cintai, Rin-ah.” Kedua mata Chan Yeol terasa aneh. Ada sesuatu yang mendesak untuk keluar. Ia menahannya. Ia tidak ingin terlihat rapuh.
“Pria yang kau cintai. Bukan sebuah ego. Kuharap setelah ini kau bisa membedakannya.” Chan Yeol menjeda ucapannya dengan menarik napas panjang.

“Terima kasih atas semuanya. Semoga kau menemui pria yang tepat.” Chan Yeol berdiri kemudian memutarkan badannya cepat. Suara Ri Rin yang memanggilnya ia hiraukan begitu saja. Mungkin ini sudah menjadi jalannya. Cinta bukanlah sesuatu yang bersifat memaksa. Cinta tidak dapat dilihat, tetapi cinta dapat dirasakan. Bukan mata yang bereaksi, namun hati mereka. Keegoisan memang dapat merubah segalanya. Merubah segalanya termasuk…Cinta. Kadang cinta itu buta. Cinta dapat membuat kita gila. Membuat kita melakukan apa saja yang tidak logis.

Ri Rin hanya bisa menangis dan menangis. Memandang punggung Chan Yeol yang semakin lama semakin mengecil. Ia menatap telapak tangannya. Cincin ini…mengakhiri semuanya. Semuanya telah pergi. Lenyap seperti asap. Lenyap oleh terpaan angin musim semi terakhirnya. Detik-detik terakhirnya bersama pria itu..pria yang membuatnya buta akan segalanya. Hanyut dalam dunia keegoisan yang begitu suram. Park Chan Yeol.

 

-xXx-

Aku mungkin terlihat acuh tak acuh
Tapi dalam hatiku hanya kamu..hanya kamu..
Kamu tidak tahu cinta, kamu hanya tahu dirimu sendiri
Hentikan rengekanmu yang manja..
Aku membuatmu menangis tanpa meski diketahui, aku tahu…

Ddo ppreuge nawa eotteohke han beonman nungaajwo~
Tolong biarkan aku pergi kali ini~

-FIN-

Huaaaa!!! Akhirnya selesai juga.. Apa dapat feelnya? Semoga dapet ya^^
Aneh? So pasti broh/? Ini first song-ficku…katakan sesuatu untuk kukenang /ngek/
Silahkan tinggalkan RCL guys^^ See you in the next fanfiction other…^^
Seulie pamit undur diri..
Annyeong^^

 

2 Komentar

Filed under Ficlet, General/G, Genre, Lenght, Lovely Deer, Oneshoot, Rating, Romance, Song Fic

2 responses to “[FF] [FREELANCE] You Don’t Know Love (Oneshoot)

  1. feelnya dpt bgt saeng, good job udh bkin ff ini. biasanya aku gak ngefeel baca chanyeol baremg oc tp ff ini beda, aku ngfeel bgt rasanya menyentuh 😥

    Disukai oleh 1 orang

Leave Your Comment, Please..